Entri yang Diunggulkan

Puisi: Menyingkap Tabir

Menyingkap Tabir Sehari ibarat setahun Diam kegamangan Sekedar senyum engkau enggan Bahkan engkau sungkan Ketika aku menatap wajah ayu dibal...

Minggu, 28 Agustus 2016

SEMBILAN FAKTA DI BALIK KEKALAHAN 0-3 ROMA DARI PORTO; Leg Kedua UEFA Champions League

Antusiasme besar menghinggapi skuad roma dan fans menjelang leg kedua Play Off Liga Champion Edisi 2016-2017. Adalah Porto klub peserta Liga Portugal yang punya nasib sama dengan I’lupi yang mesti berjuang lewat babak kualifikasi, kedua tim berada di urutan ke-3 tabel kalsifika diakhir kompetisi domestik  di negara masing-masing periode kompetisi 2015-2016 musim lalu.
Harapan itu semakin dekat mengingat Pasukan Serigala punya modal yang cukup untuk menjadi pemenang diantaranya Roma cukup bermain imbang 0-0, Pertandingan dihelat dikandang sendiri dan otomatis ditambah dukungan pemain ke-12 yakni supporter.

Kenyataannya, hasil tidak linier dengan Antusiasme dan harapan. Ekspektasi akan kemenangan yang akan diraih berbanding terbalik dengan kondisi setelah 90 menit pertandingan berjalan. Dan Roma pun harus mengubur impian melaju ke Babak utama UEFA Champions League. Para Gladiator roma dibuat tak berdaya oleh perlawanan spartan Pasukan Dragons (julukan Porto). Hasil yang tentu mengecewakan bagi seluruh pemain, manajemen dan roman sejagad (romanisti danromanita), hasil yang dipandang sangat diluar dugaan mengingat hasil positif yang diraih klub ibukota Italia dalam kurun tahun 2016; Dari tujuh pertandingan yang telah dilakoni Roma tak sekalipun mengalami kekalahan, rinciannya Menang enam kali dan seri sekali kala bersua Porto di leg pertama UCL. Bahkan Partai Pamungkas sebelum leg ke dua kontra Porto, I’Lupi melumat Udinese empat gol tanpa balas dipentas perdana Seri A.

Pasca pertandingan itu tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan tentang penyebab kekalahan menyakitkan itu. Paling tidak ada beberapa hal yang bisa dijadikan faktor sebagai penguat argumen untuk menjawabnya;

1.     Starting Eleven yang tidak lazim; Luciano Spaletti terlalu berani menempatkan Danielle De Rossi di Posisi centre back yang sejatinya bukan habitat asli sang kapten. Tentu hal ini berpengaruh besar bagi kondisi pergerakan sang pemain, Kartu merah DDR16 bermula dari situasi yang tidak biasa ini. DDR16 dikondisikan menjadi CB tetapi di beri tugas untuk bisa menopang tiga gelandang roma, hasilnya pada saat aliran serangan bola dari Porto dia menjadi orang pertama memotong aliran bola itu. Hal itu wajar karena memang peran itu yang dia sandang selama ini. Puncaknya pra kartu merah itu; karena perannya ganda maka dia kelimpungan, hasrat aslinya berbenturan dengan kondisi dimana dia mesti harusnya jadi pemain terakhir digaris pertahanan.

2.     Dalam formasi 4-3-3 sejatinya Spaletti harus menaruh kepercayaan pada trio gelandang terbaik mereka Nainggolan-De Rossi-Strootman. De Rossi harus keperan aslinya sebagai DM yang berada didepan dua CB. Ingat Ruh keseimbangan Roma saat ini tidak bisa dinafikkan ada pada DDR16. Jika DDR16 tidak dalam kondisi terbaiknya maka alamat buruk bagi performa I’Lupi. Tanpa mengesampingkan sosok Leandro Paredes, seharusnya LS harus bijak menempatkannya di barisan substitute dalam situasi normal pertandingan. Ingat ini partai Liga Champions. Leandro Paredes mesti disiapkan sebagai kartu As disaat situasi tertentu.

3    Ketidak percayaan LS terhadap Frederico Fazio juga menjadi masalah ketidak stabilan lini belakang. Sepertinya Spaletti belum bisa memahami dan belajar dari partai yang sudah dilakoni Fazio debeberapa kesempatan terakhir. Fazio adalah sosok CB sejati, tentu akan lebih mahfum terhadap tugas dan perannya dalam menggalang lini pertengahan bersama Kostas Manolas. Sekali lagi, Ini Liga Champions Bung, jangan coba2 Pemain terhadap perannya yg tidak biasa. Gol pertma Porto lahir dari proses Bola atas yang menjadi kekuatan seorang Fazio.

4.     Absennya beberapa pilar juga sangat berpengaruh bagi kesolidan roma sebagai tim. Alessandro Florenzi, Mario Rui, Antonio Rudiger, Vasilis Torosidis, masih berkutat cedera dan Vermaelen terkena sanksi akumulasi kartu. Dan hal ini termasuk yang memusingkan kepala LS Pra pertandingan.  khusus nama pertama, sangat berpengaruh mengingat dileg pertama dia menjadi pemain penting di sektor sayap kanan dalam menopang pergerakan Mohammed Salah. Alessandro Florensi merupakan pilar penting karena kemampuannya memainkan peran berbeda disetiap kondisi. Jikalau seandainya Florenzi fit, maka Bruno Perez bisa digeser ke posisi LB yang tentu akan menghadirkan keseimbangan. Bruno Perez bermain cukup baik pada pertandingan ini.

5.     Keputusan merotasi kiper juga patut dipertanyakan. Penampilan pada leg pertama harusnya bisa dijadikan acuan untuk tetap memberi tempat bagi Alisson, tidak cukupkah lima kali save bagi Alisson untuk tetap dipercaya menghuni mistar gawang Giallorosso ditambah lagi ada kecenderungan Schezny agak bermain buruk jika tampil di laga level Eropa bahkan sejak tampil di Arsenal.

6.     Faktor Psikis dan mental; Sepertinya squadra roma belum berada pada level  yang bermental juara. Performa individu roma masih jauh dari sempurna untuk mengarungi turnamen besar seperti Liga Champion. Bukti Shahihnya adalah tiga kartu merah di dua partai awal dan masih fase awal  dibabak play off, dan berhadapan dengan tim yang secara kualitas tidak lebih baik dari I’Lupi, meski Porto pernah mengecap Juara, tapi kondisi timnya saait ini sangat berbeda. lalu bagaimana jika Giallorosso ke fase selanjutnya???

7.     Faktor  lain adalah faktor yang biasa dianggap klasik bagi insan sepakbola adalah ketidak beruntungan roma dalam mengkonversi peluang menjadi gol. Terbukti dari statistik pertandingan yang masih berpihak ke Giallorosso : Ball Possesion 50,7% - 49,7%, Total Shot 37-21, kendati masih kalah shot on goal 6-9, korner kick 7-2, free kick 18-11.

8.     Faktor wasit juga berpengaruh terhadap jalannya pertandingan; Kartu merah langsung buat DDR16 sepertinya berlebihan, dan itulah momentum awal kerapuhan roma dalam mengembangkan keseimbangan tim dan diperparah dengan kartu merah kedua yang juga langsung  kepada Emerson semakin membenamkan roma dalam keterpurukan membangun organisasi tim


9.     Kurangnya dukungan supporter; Kehadiran Romanisti (fans Roma) di Stadion Olimpico terlihat sangat minim. Tampak bangku penonton sangat lowong. Tentu saja ini menunjang bagi suasana didalam lapangan, gemuruh riuh suara suporter sangat berpengaruh sebagai pembangkit semangat juang para Gladiator roma.

Apapun akhir kenyataannya hasil minor ini mesti harus dijadikan pelajaran besar bagi LS untuk mereview roma secara tim dan taktical. Tentu saja dukungan dari manajemen untuk mematangkan tim menjadi keharusan, Roma saat ini krisis lini defensore dan itu harusnya bisa tuntas sampai bursa transfer ditutup.

*Tulisan ini dibuat tidak sedikitpun bermaksud mendiskreditkan Roma dan Para Roman Sejagad (Romanisti & Romanita), tetapi adalah bentuk manifestasi cinta terdalam bagi Tim kebanggaan dan menjadi ejawantah Kerinduan membuncah bagi prestasi I’Lupi.
Wassalam & Forza Roma Per Sempre

Antara Balikpapan-Penajam 24/08/2016

               


               

Senin, 22 Agustus 2016

PELAJARAN HIDUP DARI SOPIR TRUK



“SADIANO ANDRIKKU MAELONA LISU”

Pagi hari ini saya berangkat kantor seperti biasa. Seperti biasa pula saya mengendarai motor saya dengan pelan/ santai. Tiba-tiba dua buah truk melintas melewati sisi kanan jalan, saya agak terkejut karena pada saat itu saya agak termenung karena mengingat-ingat sesuatu yang memang selalu terngiang dibenak saya setiap paginya. Tapi lupakan soal itu, karena ada hal yang membuat saya lebih terkesima ketika truck itu sudah melampaui saya beberapa meter. Saya melihat ada tulisan berbahasa Daerah (Bugis) dibagian belakang truck yang kedua, tulisan itu berada dibagian Spackboard yang biasa berfungsi sebagai pelindung cipratan air atau benda-benda lain dari ban agar tidak naik ke badan mobil atau tidak kecipratan kebelakang yang mungkin bisa mengena ke pengguna jalan yang lain.

Bacaan tulisan itu “SADIANO ANDRIKKU MAELONA LISU”

Kalau saya telaah secara singkat berdasar kosakata bahasa yang nampak, sepertinya yang empunya tulisan kemungkinan besar adalah orang Bugis Bone, kalau dalam tradisi umum Orang Bugis-Makassar; Bone itu dipersonifikasikan sebagai Induk atau pusat peradaban Bugis dan Gowa dilazimkan sebagai  Bapak moyangnya peradaban masyarakat Makassar, semoga saya tidak keliru. Tapi sekali lagi lupakan soal itu, karena saya lebih terpikat untuk membahas tulisan di mobil truck itu.
Sebenarnya kalau kita sering melintas dijalan-jalan utama baik itu jalan negara atau jalan propinsi di Wilayah Propinsi Kalimantan Timur maka kita akan sering menemukan Mobil truck pengangkut atau pick up yang bertuliskan kata-kata khas Orang Bugis-Makasaar apalagi kalau dijalan-jalan Utama di Sulawesi Selatan.
Sebenarnya secara pribadi saya tidak punya kemampuan dalam memahami perbendaharaan kata Bahasa Bugis ataupun Makassar, saya kurang paham dengan berbagi kosakata bugis yang lazim digunakan baik dalam bahasa keseharian ataupun tulisan-tulisan dalam berbagi media, termasuk tulisan lepas dari truck tadi. Apalagi jika ingin mengkalisifikasi apakah tulisan itu adalah Bahasa Asli atau Bahasa umum/serapan, juga dalam pembedaan dalam hal Bahasa Halus atau Kasar.

Tulisan “SADIANO ANDRIKKU MAELONA LISU”

Jika kita terjemahkan secara umum atau dalam istilah keren “etimologi” maka Kalimat diatas dapat kita artikan secara kata perkata sebagai berikut;

Sadiano ; Kata ini mungkin saja adalah kata serapan & bukan asli kata bahasa bugis yang bermakna kata seru atau seruan yaitu Siaplah, Bersiaplah atau Bersiap-siaplah.
-    Andrikku; Kata ini 100 persen adalah Bahasa asli Bugis, Cuma penulisannya yang tepat sebenarnya tidak pakai huruf “d” jadi cukup ANRIKKU, yang artinya adalah Adik dan biasanya penggunaan atau pengucapannya untuk Adik kandung, Adik sepupu, istri, pacar/kekasih atau orang yang lebih muda.
-         Maelona; dari beberapa sumber yang saya dapat, tulisan yang tepat itu adalah Melona dari kata Melo yang berarti mau, akan
-         Lisu; artinya adalah pulang atau kembali, kendati sebagian orang dengan latar belakang dialek bugis tertentu menyebut “Lesu”
      Keempat suku kata tersebut terbentuk dalam sebuah kalimat sederhana, tapi maknanya cukup menyentuh dan bagi orang Bugis yang mengerti dan paham kedalaman kata, kalimat dan bahasa akan terenyuh jika melihat tulisan ini.

Karena tulisan ini terdapat pada sebuah mobil truck maka saya akan mencoba memaknainya dengan memakai perspektif/sudut pandang seorang sopir truck. Yang arti dan maknanya dapat kita simpulkan “Wahai Adikku, Bersiaplah Engkau karena sedianya Kakak/Abang akan Kembali/Pulang” ,

Kalau Sang Sopir Sudah menikah maka Anri/Adik berarti Sang Istri tercinta; Sang Sopir berharap sekembalinya ke rumah, sang  istri sudah mempersiapkan segalanya dan banyak hal, seperti makanan/minuman enak yang menjadi paforit sang suami yang kemungkinan dia tidak pernah mencicipinya sepanjang perjalanannya mengantar barang dalam beberapa hari, minggu atau bahkan beberapa bulan. Mungkin juga pakaian yang sering dikenakan jika dirumah,  perlengkapan yang berhubungan dengan hobbi dan kesukaan suami dan yang tak kalah pentingnya adalah kesiapan dari sang istri untuk menikmati bulan madu yang indah bersama sang suami setelah sekian lama tak bersua, kata bersiap itu mesti dipahami istri sebagai kesiapan lahir bathin, kesiapan luar dan dalam, yang intinya bagaimana memanjakan dan memuaskan suami atas dahaga cinta yang lama terpendam selama pengembaraannya mencari hidup dan penghidupan.

Jiikalau Sopir truck belum menikah maka personifikasi Anri/ Adik adalah Pacar, kekasih tercinta yang diidam-idamkan akan menjadi pasangan hidup. Maka pesannya adalah Si Sopir dengan penuh harap agar sang kekasih bisa sabar dan setia menunggunya pulang. Sesampai di kampung halaman sang sopir beraharap agar kekasih bisa menemaninya untuk mengisi hari-harinya yang tak panjang karena mesti harus kembali berangkat, hal itu dia akan ungkapkan lewat kepastian  dengan cara melamar sang gadis pujaan untuk dijadikan pasangan halal. Sehingga sekembalinya nanti ke rutinitas dia akan merasa lebih tenang, bersemangat dan tentu saja tidak jomblo lagi seperti kebanyakan kawan-kawan sejawat saya yang masih saja betah dengan status kesendirian mereka, hmmmmmm!

Baik sudah menikah ataupun belum pada status sang sopir tapi ada makna terdalam yang dapat kita petik dari kalimat itu, yakni betapa sang sopir berharap Anri/Adik dapat memahami situasi dan kondisinya. Mereka pergi mencari nafkah untuk bisa kembali kerumah dan mempersembahkan yang terbaik buat istri/ pacar dan makna “filsafat” dari kata Sadiano/ Bersiaplah sesungguhnya sangat dalam yakni pengharapan atas sikap setia terhadap sang Sopir, setia dengan bersikap menerima segala hal yang telah dan akan ada pada diri sang sopir, setia untuk tidak menuntut atas apa yang tidak mampu bagi sang sopir dan yang paling penting adalah setia atas jiwa dan raganya, lahir dan bathinnya kepada seorang lelaki saja (Daeng Sopir).

#http://www.kompasiana.com/alimusrisyam/pelajaran-hidup-dari-sopir truck_57923a90509773010d585180



Senin, 15 Agustus 2016


Elegi Cinta Sang Roman

Kenyataannya, adalah tak mampu terpahamkan
Betapa rasa begitu kuat menghardik
Menggelayut dekapan hasrat membuncah
Menghempas dinding hati dengan angkuhnya
***
Asa memelihara existensi diri yang terasing dalam kesepian
Meresapi makna yang dulu terlanjur kau tabur
Dan lalu kau semaikan menyentuh jiwa yang rapuh
Hingga terlarutlah Aku dalam epicentrum hati tertuju parasmu
***
Semua terjadi serasa cepatnya
Hingga saatnya kini 
Engkau hanya tampak diufuk khayalku
Seolah benih yang telah kau tabur, kau semaikan
Dan lalu tumbuh diladang hati
Tidak terharapkan Olehmu...

(Penajam, 10.02.2016)

Kamis, 11 Agustus 2016

Menulislah Kawan! "Manfaat dan Tujuan Menulis"


Seorang kawan secara santai bertanya; Kenapa yach banyak orang suka menulis, baik dimedia cetak, media sosial, buku atau media lainnya?
Terang saja saya agak kaget dengan pertanyaannya itu, lantas dia melanjutkan bukan apa-apa, kalau tulisan itu memuat hal yang baik-baik saja, tidak masalah. Tetapi sekarang kita lihat berapa banyak tulisan-tulisan sekarang yang berseliweran di media itu isinya serampangan; ada yang menghina, menuduh, memfitnah, atau dengan lain kata menyampaikan sesuatu/ hal itu sesuai dengan hasrat dan emosinya saja, tanpa memikirkan segala akibat yang akan terjadi pasca dia menulis.
Selanjutnya yang terjadi tentu pro dan kontra atas pernyataan itu yang kemudian aksesnya bisa semakin berkembang dan berdampak bagi interaksi sosial lebih lanjut secara luas seperti perang opini, isu sosial dan sara bahkan kriminal sebagai ekses dari penyebaran informasi yang sesungguhnya tidak informatif.
Kalau begitu lantas apa tujuan dan manfaat dari menulis sesuatu itu jika hanya menimbulkan hal-hal yang tidak baik dan mudarat, ketusnya;
Saya lalu menjawab saat itu apa adanya. Jawaban saya pada saat itu kurang lebih persisnya seperti ini;
1.    Terkadang seseorang itu menulis hanya sekedarnya saja, terlebih dimedia sosial, mereka menulis sebatas apa yang dia lihat, apa yang dia rasa, sekedar lewat, sekedar numpang, sekedar iseng atau hanya sekedar menghibur pembaca dari aktivitas keseharian dan lainnya. Akan tetapi kendati sesederhana itu sesungguhnya ada hal yang ingin dia capai yaitu menginformasikan sesuatu (gagasan/ ide), tentu setelah itu dia berharap tulisannya itu mampu mempengaruhi, mengajak, merangsang dan menstimulus orang lain (pembaca) untuk menentukan sikap, apakah setuju/ mendukung atau menolak/mengkritik yang dikemukakan penulis. Bahkan dalam hal yang lebih luas terkadang seorang penulis itu punya motif untuk memancing pembaca agar ada umpan balik “feed back” karena pada dasarnya dia menulis dalam rangka mencari ide/gagasan yang paripurna dalam memecahkan sebuah masalah.
2.    Seseorang punya keinginan menulis itu biasanya ingin menyampaikan segala sesuatu yang ada di hati dan pikirannya saat itu, maka tentu saja suasana hati sangat berpengaruh pada saat dia menuangkan buah pikirannya dalam tulisan. Suasana hati seseorang jika dalam keadaan sedih, susah, gundah gulana, marah tentu berbeda dengan suasan hati orang yang lagi gembira, bahagia, senang, riang.
3.    Kemampuan seseorang menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan banyak sedikit dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang (tanpa bermaksud diskrminatif), tentu saja tingkat pendidikan yang dimaksud itu adalah baik strata maupun jenis pendidikan yang ditempuhnya. Seorang sastrawan tentu akan berbeda cara dan corak menulisnya dengan seorang politisi, seorang wartawan tentu tidak akan sama dengan seorang dengan seorang pegawai negeri begitu seterusnya. Contoh; jika seorang ahli biologi menulis tentang kesetaraan gender, mungkin dia sedang iseng saja atau mungkin ada motivasi lain yang kita tidak tahu, jadi jika sekiranya ada kekeliruan dalam tulisannya, kita bisa paham dan mentolerirnya seraya cukup menyampaikan kritik dan saran.
4.    Seorang penulis biasanya akan semakin termotivasi menulis karena dengan intens menulis dapat semakin menambah perbendaharaan, memperluas dan meningkatkan kosa kata yang belum diketahuinya karena seorang penulis juga pasti banyak membaca, dapat melancarkan tulis menulis baik kalimat, paragraf maupun wacana atau opini. Semakin sering menulis juga dapat berimprovisasi dalam hal gaya penulisan. Dengan menulis kita bisa mendapatkan keuntungan secara materi yaitu honorarium jika menulis dijadikan sebagai profesi, dan betapa banyak orang yang hidup dari menulis dan secara non materi yang tidak bisa dinilai dengan segala sesuatu adalah kenikmatan dan kepuasan batin tersendiri dari menulis, bahkan tidak langsung secara sosial seorang penulis bisa mendapatkan manfaat yang luar biasa yakni dikenal banyak orang dan mendapat popularitas dimana-mana karena tulisan-tulisannya.
Keynote;
Menulis adalah sesuatu yang mesti dilazimkan bagi setiap insan yang terdidik, menulis seharusnya menjadi menu utama bagi setiap kita yang bisa membaca. Sesungguhnya menulis dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang mesti saling melengkapi.
Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah cara jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki-kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. Maka “Menulislah Kawan”
Special For “Inspirasi Menulisku” : Kanda Yusran Darmawan, Kanda Maulana Asfar nurdin,