Entri yang Diunggulkan

Puisi: Menyingkap Tabir

Menyingkap Tabir Sehari ibarat setahun Diam kegamangan Sekedar senyum engkau enggan Bahkan engkau sungkan Ketika aku menatap wajah ayu dibal...

Kamis, 11 Agustus 2016

Menulislah Kawan! "Manfaat dan Tujuan Menulis"


Seorang kawan secara santai bertanya; Kenapa yach banyak orang suka menulis, baik dimedia cetak, media sosial, buku atau media lainnya?
Terang saja saya agak kaget dengan pertanyaannya itu, lantas dia melanjutkan bukan apa-apa, kalau tulisan itu memuat hal yang baik-baik saja, tidak masalah. Tetapi sekarang kita lihat berapa banyak tulisan-tulisan sekarang yang berseliweran di media itu isinya serampangan; ada yang menghina, menuduh, memfitnah, atau dengan lain kata menyampaikan sesuatu/ hal itu sesuai dengan hasrat dan emosinya saja, tanpa memikirkan segala akibat yang akan terjadi pasca dia menulis.
Selanjutnya yang terjadi tentu pro dan kontra atas pernyataan itu yang kemudian aksesnya bisa semakin berkembang dan berdampak bagi interaksi sosial lebih lanjut secara luas seperti perang opini, isu sosial dan sara bahkan kriminal sebagai ekses dari penyebaran informasi yang sesungguhnya tidak informatif.
Kalau begitu lantas apa tujuan dan manfaat dari menulis sesuatu itu jika hanya menimbulkan hal-hal yang tidak baik dan mudarat, ketusnya;
Saya lalu menjawab saat itu apa adanya. Jawaban saya pada saat itu kurang lebih persisnya seperti ini;
1.    Terkadang seseorang itu menulis hanya sekedarnya saja, terlebih dimedia sosial, mereka menulis sebatas apa yang dia lihat, apa yang dia rasa, sekedar lewat, sekedar numpang, sekedar iseng atau hanya sekedar menghibur pembaca dari aktivitas keseharian dan lainnya. Akan tetapi kendati sesederhana itu sesungguhnya ada hal yang ingin dia capai yaitu menginformasikan sesuatu (gagasan/ ide), tentu setelah itu dia berharap tulisannya itu mampu mempengaruhi, mengajak, merangsang dan menstimulus orang lain (pembaca) untuk menentukan sikap, apakah setuju/ mendukung atau menolak/mengkritik yang dikemukakan penulis. Bahkan dalam hal yang lebih luas terkadang seorang penulis itu punya motif untuk memancing pembaca agar ada umpan balik “feed back” karena pada dasarnya dia menulis dalam rangka mencari ide/gagasan yang paripurna dalam memecahkan sebuah masalah.
2.    Seseorang punya keinginan menulis itu biasanya ingin menyampaikan segala sesuatu yang ada di hati dan pikirannya saat itu, maka tentu saja suasana hati sangat berpengaruh pada saat dia menuangkan buah pikirannya dalam tulisan. Suasana hati seseorang jika dalam keadaan sedih, susah, gundah gulana, marah tentu berbeda dengan suasan hati orang yang lagi gembira, bahagia, senang, riang.
3.    Kemampuan seseorang menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan banyak sedikit dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang (tanpa bermaksud diskrminatif), tentu saja tingkat pendidikan yang dimaksud itu adalah baik strata maupun jenis pendidikan yang ditempuhnya. Seorang sastrawan tentu akan berbeda cara dan corak menulisnya dengan seorang politisi, seorang wartawan tentu tidak akan sama dengan seorang dengan seorang pegawai negeri begitu seterusnya. Contoh; jika seorang ahli biologi menulis tentang kesetaraan gender, mungkin dia sedang iseng saja atau mungkin ada motivasi lain yang kita tidak tahu, jadi jika sekiranya ada kekeliruan dalam tulisannya, kita bisa paham dan mentolerirnya seraya cukup menyampaikan kritik dan saran.
4.    Seorang penulis biasanya akan semakin termotivasi menulis karena dengan intens menulis dapat semakin menambah perbendaharaan, memperluas dan meningkatkan kosa kata yang belum diketahuinya karena seorang penulis juga pasti banyak membaca, dapat melancarkan tulis menulis baik kalimat, paragraf maupun wacana atau opini. Semakin sering menulis juga dapat berimprovisasi dalam hal gaya penulisan. Dengan menulis kita bisa mendapatkan keuntungan secara materi yaitu honorarium jika menulis dijadikan sebagai profesi, dan betapa banyak orang yang hidup dari menulis dan secara non materi yang tidak bisa dinilai dengan segala sesuatu adalah kenikmatan dan kepuasan batin tersendiri dari menulis, bahkan tidak langsung secara sosial seorang penulis bisa mendapatkan manfaat yang luar biasa yakni dikenal banyak orang dan mendapat popularitas dimana-mana karena tulisan-tulisannya.
Keynote;
Menulis adalah sesuatu yang mesti dilazimkan bagi setiap insan yang terdidik, menulis seharusnya menjadi menu utama bagi setiap kita yang bisa membaca. Sesungguhnya menulis dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang mesti saling melengkapi.
Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah cara jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki-kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. Maka “Menulislah Kawan”
Special For “Inspirasi Menulisku” : Kanda Yusran Darmawan, Kanda Maulana Asfar nurdin,






Tidak ada komentar:

Posting Komentar